Ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali
tahajudnya. Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah absen melakukan sholat
tahajud.
Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abu
dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yang duduk di bibir sumurnya. Abu
bertanya,
“Wahai hamba Allah, siapakah Engkau....????”
Sambil tersenyum, sosok itu berkata;
“Aku Malaikat utusan Allah”.
Abu Bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu
malaikat mulia. Dia lalu bertanya,
“Apa yang sedang kamu lakukan di sini....??????”
Malaikat itu menjawab,
Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu
bertanya;
“Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa.....?????”
Malaikat menjawab;
“Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”
Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam
hati namanya ada di situ. Maka ditanyalah Malaikat itu.
“Wahai Malaikat, adakah namaku di situ....??????”
Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan
ibadahnya yang tidak kenal putusnya. Selalu mengerjakan shalat tahajud setiap
malam, Berdo’a dan bermunajat pd Allâh SWT di sepertiga malam.
“Baiklah, aku buka,”
kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata
Malaikat itu tidak menemukn nama Abu di dalamnya.
Tidak percaya, Abu bin Hasyim meminta Malaikat mencarinya sekali
lagi.
“Betul … namamu tidak ada di dalam buku ini...!!!!”
Kata Malaikat.
Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan
Malaikat. Dia menangis se-jadi-jadinya.
“Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam
dalam tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para
hamba pecinta Allah,” ratapnya.
Melihat itu, Malaikat berkata,
“Wahai Abu bin Hasyim.....!!!! Bukan aku tidak tahu engkau
bangun setiap malam ketika yang lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan
pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allâh
menulis namamu.”
“Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya....??????”
Tanya Abu bin Hasyim.
“Engkau memang bermunajat kepada Allâh, tapi engkau pamerkan
dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di
kanan kirimu ada orang sakit atau lapar, tidak engkau tengok dan beri makan. Bagaimana
mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau sendiri tidak
pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allâh..????” kata Malaikat
itu.
Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang bolong. Dia
tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allâh semata
(hablumminAllâh),
Tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannâs) dan alam.
Semuga manfaat, Amiiiin...
.
No comments:
Post a Comment